Selama 48 hari penuh, tepatnya dari 21 Juni hingga 8 Agustus, kami tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Swara.Tani.Karanganom menjalani sebuah pengalaman yang tak terlupakan di Desa Gempol dan Desa Jeblog, Kecamatan Karanganom, Klaten. Kehidupan desa yang tenang, alam yang asri, serta kehangatan warganya, membuat kami merasa seolah sedang berada di rumah kedua. Dengan mengusung tema pertanian organik, kami berupaya menghadirkan program yang sederhana namun bermanfaat, sekaligus belajar langsung dari masyarakat tentang kearifan lokal dan semangat kebersamaan.
Belajar Bersama Warga
Sejak awal, kami menyadari bahwa program KKN tidak akan berhasil tanpa keterlibatan aktif dari warga. Oleh karena itu, setiap kegiatan selalu dirancang dengan prinsip partisipasi bersama. Salah satu kegiatan awal adalah sosialisasi metode pengendalian hama tikus. Selama ini, serangan hama tikus menjadi masalah serius bagi petani, sehingga kami memperkenalkan cara pengusiran yang lebih ramah lingkungan.
Melalui sosialisasi ini, warga diperkenalkan pada berbagai teknik pengendalian, seperti penggunaan alat ultrasonik, ramuan bioyoso (tanaman gadung), pola tanam serentak, pengelolaan habitat, serta metode-metode lainnya. Kegiatan dilakukan secara interaktif dengan pemaparan materi dan diskusi terbuka antar anggota kelompok tani agar informasi yang disampaikan dapat dipahami dengan jelas serta diterapkan langsung di lingkungan pertanian warga. Diskusi berlangsung hangat, dengan warga berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi, sekaligus mencoba menilai pendekatan baru yang kami tawarkan.
Program lain yang tak kalah penting adalah penanaman 150 bibit tanaman dan pohon untuk mendukung konsep agroforestry. Kegiatan ini tidak hanya menambah penghijauan, tetapi juga menjadi investasi jangka panjang bagi masyarakat dalam menjaga kesuburan tanah serta ketersediaan sumber daya alam.
Selain itu, kami turut menyusun grand design greenhouse yang diharapkan bisa diwujudkan bersama warga. Greenhouse ini dirancang sebagai wadah pembelajaran sekaligus sarana praktik pertanian modern yang tetap ramah lingkungan. Bagi kami, desain ini bukan hanya rancangan teknis, melainkan simbol harapan agar pertanian di desa semakin berkelanjutan.
Praktik yang Mengubah Kebiasaan
Salah satu momen paling berkesan adalah saat kami mengadakan praktik pembuatan Pupuk Organik Cair (POC). Awalnya, kegiatan ini hanya berupa sosialisasi, tetapi antusiasme warga sangat tinggi. Kami belajar bersama, mencoba resep bahan alami dari limbah rumah tangga, dan melihat hasilnya secara langsung. Yang membuat kami bangga, kini banyak warga yang sudah terbiasa memproduksi POC secara mandiri. Mereka bahkan mengakui bahwa penggunaan pupuk organik jauh lebih hemat biaya dan berdampak positif bagi kualitas tanah serta kesehatan tanaman dibandingkan pupuk kimia.
Inilah bukti nyata bahwa ilmu sederhana jika dipraktikkan bersama bisa mengubah kebiasaan. Dari sekadar sosialisasi, lahirlah kebiasaan baru yang lebih berkelanjutan.
Lebih dari Sekadar Program
Namun, pengalaman KKN ini tidak hanya soal program yang kami jalankan. Yang membuatnya begitu istimewa adalah hubungan personal dengan warga. Kami disambut dengan tangan terbuka, diajak ikut dalam kegiatan desa, bahkan sering dianggap sebagai bagian dari keluarga mereka. Ada banyak momen sederhana yang begitu membekas: sapaan ramah setiap pagi, gelak tawa saat bekerja bersama, hingga obrolan ringan di teras rumah ketika senja tiba.
Kebersamaan ini mengajarkan kami bahwa pengabdian bukan sekadar memberi, melainkan juga menerima—menerima pelajaran hidup, menerima keramahan, dan menerima nilai-nilai kearifan lokal yang selama ini mungkin luput dari perhatian kami.
Jejak yang Tertinggal
Dari sisi program, hasil yang ditinggalkan cukup nyata. Warga kini memiliki pengetahuan yang lebih luas tentang pertanian organik, mulai dari teknik sederhana hingga praktik pembuatan pupuk organik cair (POC) yang sudah mulai mereka lakukan secara mandiri. Rancangan greenhouse yang kami susun juga siap diwujudkan bersama masyarakat, sebagai langkah awal menuju pertanian modern yang ramah lingkungan. Lebih dari itu, kebiasaan warga dalam mengolah dan memanfaatkan limbah rumah tangga untuk dijadikan pupuk organik menjadi sebuah perubahan kecil yang berdampak besar bagi keberlanjutan pertanian di desa. Namun, jejak paling mendalam bagi kami bukanlah sekadar hasil program, melainkan ikatan emosional yang terjalin dengan masyarakat. Senyum tulus, sapaan ramah setiap pagi, hingga kebersamaan dalam aktivitas sehari-hari meninggalkan kesan yang jauh lebih berharga daripada sekadar laporan kegiatan.
Refleksi
KKN di Desa Gempol dan Jeblog memberi kami banyak pelajaran berharga. Kami belajar bahwa perubahan besar seringkali berawal dari langkah kecil yang dilakukan dengan tulus. Kami juga belajar bahwa pertanian bukan hanya soal menghasilkan pangan, tetapi juga tentang menjaga alam, membangun kemandirian, dan merawat kebersamaan.
Pada akhirnya, KKN ini bukan hanya tentang pengabdian kepada masyarakat, tetapi juga tentang tumbuh bersama masyarakat. Desa telah mengajarkan kami arti sesungguhnya dari gotong royong, kesederhanaan, dan keikhlasan.
-Swara Tani Karanganom KKN-PPM Universitas Gadjah Mada 2025.