Jeblog – Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perubahan pola konsumsi, produksi sampah organik di desa semakin meningkat. Salah satu masalah yang menyebabkan tertumpuknya sampah organik di sekitar Desa Jeblog yaitu terbatasnya fasilitas pengolahan sampah dan kebiasaan membuang sampah sembarangan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya wabah penyakit yang terakumulasi dari sampah-sampah yang menumpuk. Selain itu, sampah organik yang tidak terkelola dengan baik dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
Pengolahan sampah yang tradisional dengan cara membakar menghasilkan berbagai zat yang berbahaya bagi masyarakat sekitar, khususnya di kalangan lansia dan balita. Oleh karena itu, jalan pintas lain dalam penguraian sampah adalah dengan cara menanam biopori pada setiap halaman rumah warga.
Biopori merupakan alat resapan air dari bahan PVC (Polyvinyl Chloride) yang dibuat vertikal ke dalam tanah dengan diameter 7 - 10 cm dengan kedalaman sekitar 40 - 50 cm. Biopori yang sudah dibuat dan ditanam, dapat diisi dengan sampah organik dan berfungsi sebagai tempat infiltrasi air hujan, meningkatkan kesuburan tanah, serta habitat bagi cacing tanah dan mikroorganisme.
Pada tanggal 16 Agustus 2024, KKN Tim II Universitas Diponegoro mengunjungi rumah salah satu warga Dukuh Jeblog – Bapak Dwianto – untuk melakukan penanaman biopori di halaman rumah beliau. Proses dimulai pada jam 16.00 WIB dengan melibatkan Bapak Dwianto dalam penanaman biopori. Hal ini bertujuan agar beliau dapat mempraktekan dan melebarkan kembali biopori kepada masyarakat setempat, sehingga volume sampah organik dapat berangsur-angsur menjadi sedikit.
“....ya nanti saya masukin sampahnya ke biopori biar lingkungan bersih,” Bapak Dwianto saat memberikan tanggapan terkait penanaman biopori di halaman rumahnya.
Adapun beberapa kategori sampah organik yang dapat dimasukan ke dalam biopori, antara lain sampah basah seperti kulit buah-buahan dan sisa-sisa sayuran serta sampah kering seperti daun-daun kering dan rerumputan. Untuk lama penguraian sampah dalam biopori hingga terdegradasi dan akan bermanfaat bagi tanah sekitar memakan waktu 30 - 40 hari, hal ini bergantung pada jenis ukuran dan tingkat kelembaban sampah organik tersebut. Untuk sampah seperti tulang ayam maupun tulang ikan dan juga ranting tidak dapat dimasukkan ke dalam biopori karena pemrosesan penguraian akan memakan banyak waktu maupun sangat kecil kemungkinannya untuk terurai.
Dengan adanya penanaman biopori pada setiap lahan di rumah warga Desa Jeblog, KKN Tim II Universitas Diponegoro mengharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan, baik dalam berkurangnya volume sampah-sampah di lingkungan sekitar serta menjadi lingkungan Desa Jeblog yang lebih bersih dan nyaman.
Penulis 1: Siti Nathaya Putri
Penulis 2: Muhammad Danish Syahran Nabil Tirta